I
Tuhan ciptakan waktu untuk kita
Yang berputar, yang berjalan, yang berdetak
Yang tak henti atas izin Ilahi
Setiap detik adalah jalan kepada Nya
Tik…tik…tik… tak tersadari
Kita berjalan di atas jarum maut
Tak ada batas bila dikehendaki
Tak ada garis yang menghalangi
II
Tuhan tak akan ciptakan kita tanpa alasan yang
Jelas
Telanjang kita pada mula bertemu dunia
Tanpa kemeja, tanpa celana, tanpa dosa
Arus waktu ubah kita juga semua
Berbalik & berputar, berkemas untuk
Kembali kepada-Nya
Kafan saja yang kita bawa nanti
III
Terus… bencana dan kepedihan menerpa
Ini skenario dari Tuhan
Terus, teman ku ! bertahanlah di tenngah badai,
Membatu!!!
Kita perlahan bersama bangun
Tangang kami di sini selalu terulur
Walau kami juga terhempas, lemas
Tuhan masih berkenan buat waktu
Tuk kita yang sisa
Jangan kau cemas, cari batu, debu, jangan air mata melulu
IV
Sedang malam tetap saja di panggil malam
Dan selalu terganti saat pagi datang
Yang bawa siang, petang, kembali malam
Yang bawa terang, remang, kembali padam
Adalah semua itu waktu
Sudahlah!
Waktu ini, jalan satu arah!
Waktu ini, berputar tanpa salah
Jangan dengan resah
Jangan sama pasrar
V
Cukup sudah waktu menghitamkan hatiku
Kembalikan waktuku
Dan jika waktu berputar balik
Kubalikkan waktu ku bagimu
Tapi bukan buat melawan skenario-Nya
VI
Dalam lajur waktu, biar kau pergi
Biar kau lari
Biar kau sembunyi
Matahari tetap terbit esok pagi
Melucuti tiap gelap yang kau buat
Pun angin akan tetap datang
Menerbangkan semua angan yang kau bentang
Ke tiap-tiap dentang waktu
Sekarang-akan datang
Dengan kata-kata yang semakin susah kami
Ungkapkan
VII
tuhan ciptakan Kita buat isi waktu
Juga dunia
Dengan irama tanpa putus berdetak
Tak terhalang
Dulu kita mempengarui waktu
Sekarang kita dipengaruhi waktu
Terus berdetak dengan iramanya
Semakin jauh meninggalkan kami yang memang telah tertinggal
Seetik juga tak pernah berfikir untuk menunggu
VIII
Merasuki ruang dan waktu
Tiap detik kita berlari
Terhuyung di cambuk masa
Ruh tersengal, hendak keluar
Tertahan…hah…masa…!
Kita menghuni masa ini
Yang akan jadi akhir
“memang yang awal harus ada akhir”.
IX
Tak bisa disalahkan waktu yang berjalan
Layaknya deras pada sungai
Tidak pantas kita hujat waktu
Karena ia berputar tak kenal kita
Patuhnya hanya pada Tuhan
…
Dan adalah kita dengan sampan di alur waktu yang dengan gelombangnya
X
Hanya sebatas ini kami bisa tulis
Sesuatu
Sebatas adanya waktu
Sebatas kami mampu
Sebatas izin dari Ilahi.
El-qalam & nor hanafi
2004-2005
mungkin sebah ide yang biasa bagi banyak orang khususnya orang-orang yang bergelut malang melintang, lintang pukang, dan beribu kali mencicipi asam garam kehidupan”entah pake nas atau tidak” di dunia sastra, membuat puisi berantai , dua orang yang tak lain aku dan sigit temanku dalam mempermainkan kata, bagi kita hal ini dulu adalah hal yang baru menantang dan menyenangkan, maklumlah baru saja mencoba merangkak dewasa. tapi inilah proses kami menemukan keajainban kata dan tulisan serta rangkaian kalimat yang baru saja kami kenal. bangga, malu, terbayang kembali masa kita bergelut kata, termuncul kembali ketika aku ulang baca ini puisi. ingin tertawa semua bercampufr aduk jadi satu. ah selamat datang kehidupan nyata. ‘pai’ ingat ini dalam hati kita masing-masing
CATATAN UNTUK BATAS MAYA WAKTU
I
Tuhan ciptakan waktu untuk kita
Yang berputar, yang berjalan, yang berdetak
Yang tak henti atas izin Ilahi
Setiap detik adalah jalan kepada Nya
Tik…tik…tik… tak tersadari
Kita berjalan di atas jarum maut
Tak ada batas bila dikehendaki
Tak ada garis yang menghalangi
II
Tuhan tak akan ciptakan kita tanpa alasan yang
Jelas
Telanjang kita pada mula bertemu dunia
Tanpa kemeja, tanpa celana, tanpa dosa
Arus waktu ubah kita juga semua
Berbalik & berputar, berkemas untuk
Kembali kepada-Nya
Kafan saja yang kita bawa nanti
III
Terus… bencana dan kepedihan menerpa
Ini skenario dari Tuhan
Terus, teman ku ! bertahanlah di tenngah badai,
Membatu!!!
Kita perlahan bersama bangun
Tangang kami di sini selalu terulur
Walau kami juga terhempas, lemas
Tuhan masih berkenan buat waktu
Tuk kita yang sisa
Jangan kau cemas, cari batu, debu, jangan air mata melulu
IV
Sedang malam tetap saja di panggil malam
Dan selalu terganti saat pagi datang
Yang bawa siang, petang, kembali malam
Yang bawa terang, remang, kembali padam
Adalah semua itu waktu
Sudahlah!
Waktu ini, jalan satu arah!
Waktu ini, berputar tanpa salah
Jangan dengan resah
Jangan sama pasrar
V
Cukup sudah waktu menghitamkan hatiku
Kembalikan waktuku
Dan jika waktu berputar balik
Kubalikkan waktu ku bagimu
Tapi bukan buat melawan skenario-Nya
VI
Dalam lajur waktu, biar kau pergi
Biar kau lari
Biar kau sembunyi
Matahari tetap terbit esok pagi
Melucuti tiap gelap yang kau buat
Pun angin akan tetap datang
Menerbangkan semua angan yang kau bentang
Ke tiap-tiap dentang waktu
Sekarang-akan datang
Dengan kata-kata yang semakin susah kami
Ungkapkan
VII
tuhan ciptakan Kita buat isi waktu
Juga dunia
Dengan irama tanpa putus berdetak
Tak terhalang
Dulu kita mempengarui waktu
Sekarang kita dipengaruhi waktu
Terus berdetak dengan iramanya
Semakin jauh meninggalkan kami yang memang telah tertinggal
Seetik juga tak pernah berfikir untuk menunggu
VIII
Merasuki ruang dan waktu
Tiap detik kita berlari
Terhuyung di cambuk masa
Ruh tersengal, hendak keluar
Tertahan…hah…masa…!
Kita menghuni masa ini
Yang akan jadi akhir
“memang yang awal harus ada akhir”.
IX
Tak bisa disalahkan waktu yang berjalan
Layaknya deras pada sungai
Tidak pantas kita hujat waktu
Karena ia berputar tak kenal kita
Patuhnya hanya pada Tuhan
…
Dan adalah kita dengan sampan di alur waktu yang dengan gelombangnya
X
Hanya sebatas ini kami bisa tulis
Sesuatu
Sebatas adanya waktu
Sebatas kami mampu
Sebatas izin dari Ilahi.
El-qalam & nor hanafi
2004-2005
Komentar Terbaru